Sama seperti jenis pekerjaan lain, profesi videografer tak lepas dari beragam tantangan yang harus dihadapi hampir setiap harinya. Tanpa solusi yang tepat, pekerjaan membuat video bagi seorang videografer yang andal pun akan terasa menyulitkan dan terkadang menghabiskan kesabaran. Nah, supaya kamu yang tengah menggeluti videografi atau baru saja memulai kariermu di bidang tersebut dapat mengantisipasi setiap tantangan yang mungkin muncul, kali ini Retina Production merangkum beberapa masalah yang sering dihadapi para videografer serta solusinya.
1. Menentukan Spesialisasi
Sebagai seorang pekerja kreatif di bidang video, ada hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum memulai mencari klien. Langsung menyebarkan hasil videomu ke semua tempat dengan harapan akan datang banyak klien memang menjadi naluri pertama saat kamu baru memulai.
Hal tersebut tidak salah, tapi kurang tepat. Ada baiknya jika kamu memilih terlebih dahulu tipe video seperti apa yang kamu kerjakan, memperkuat gaya (style khas) videomu, dan membuat laman website sendiri.
Lakukan ketiga langkah tersebut untuk memberikan calon klien gambaran akan tipe video seperti apa saja yang dapat kamu buat.
Dengan begitu, kekuatan karakter dari video-videomu akan lebih terlihat saat kamu menyebarkannya dengan luas. Kamu pun akan lebih terarah dalam memilih di area mana kamu bisa menyebarkan karyamu dan menarik klien yang banyak.
2. Bagaimana Menemukan Klien
Mengiklankan videomu lewat internet memang sebuah perkara mudah. Walau demikian, tetap saja hal yang paling berpengaruh dalam mencari klien baru adalah rekomendasi dari lingkungan terdekatmu dan review klien sebelumnya yang senang dengan hasil videomu.
Jadi, untuk terus mendapatkan klien, jangan lupa untuk tetap menjaga hubungan baik dengan para klien untuk mendapatkan peluang pekerjaan baru nantinya
3. Menentukan Tarif Jasa
Untuk seorang videografer, utamanya yang bekerja freelance, menentukan tarif jasa pembuatan video adalah hal yang paling sulit. Biasanya klien akan bertanya rate per jam atau per hari. Untuk mempermudah, buatlah perincian dengan pertimbangan berikut ini:
- Jumlah jam/hari
- Bekerja dengan tim atau sendiri (ukuran besar/kecilnya deskjob-mu)
- Ketersediaan alat-alat (sudah disediakan atau sewa)
- Keahlian memakai aplikasi editing yang lebih advanced (Contoh Adobe After Effects and Apple Motion)
- Tempat (penyewaan)
- Jumlah revisi (negosiasi ditengah editing)
Untuk kamu yang baru memulai,memang agak sulit menaikkan rate harga yang kamu tawarkan. Meski demikian, jangan segan untuk mempertimbangkan pengalamanmu karena rate dan experience seharusnya berjalan beriringan.
4. Masalah Brief, Penggalian Ide Video, dan Proses Perekaman Gambar
Sering mengalami buntu ide ketika mendapatkan brief dari klien? Kelimpungan menghadirkan sesuatu yang “baru”? Kamu bisa mulai membiasakan dirimu latihan menggali ide dan menonton banyak referensi video yang ada di luar sana.
Ketika kamu sudah mendapatkan ide yang pas dan menjawab brief klien, kamu pun perlu memperhatikan jalannya eksekusi pengambilan gambar.
Buatlah itinerary atau jadwal perencanaan yang jelas dan mencatat poin penting dari setiap permintaan klien agar tidak terjadi miskomunikasi dan menurunkan value jangka panjangmu.
Sebelum kamu memulai shooting, pastikan alat yang kamu punya sudah memenuhi kebutuhan untuk menghidupi storyboard yang sudah dibuat. Lalu pastikan setting kamera dan format pengambilan video sangat baik dari gambar maupun suara.
Salah satu hal yang kerap dilupakan dalam membuat video seperti film atau iklan adalah memperhitungkan waktu untuk setting peralatan tiap pindah lokasi di rundown agar kamu tidak panik apabila tertinggal dari perincian jadwal shooting tersebut.
5. Masalah Teknis Penyuntingan dan Penyajian Video
Masalah terakhir yang umum dihadapi para videografer terletak di proses penyuntingan. Kerapihan data penting untuk dijaga agar kamu bisa mengantisipasi masalah teknis yang mungkin saja muncul.
Lebih baik, duplikasi semua videomu ke dalam dua folder yang berbeda agar kamu memiliki back-up apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam editing, seperti misalnya source video yang corrupt atau rusak saat sedang mengedit video. Tidak perlu segan untuk bertanya pada klien saat editing. Soalnya, komunikasi yang sering dan jelas sangat diperlukan agar ide yang ada dalam kepala klien dan dalam kepalamu berkesinambungan.
Selain itu, mengetahui format video yang kamu buat juga penting. Jadi, pastikan kamu tahu di mana saja video itu akan digunakan oleh klien agar kamu dapat menyesuaikan format video dari ukuran video sampai pixel yang dibutuhkan.
Itulah beberapa masalah dan solusi serta pengingat untuk kamu yang sedang kebingungan menjalankan karier sebagai seorang videografer.
Demikian lah pembahasan singkat mengenai 5 Masalah Yang Dihadapi Videografer. Bagi teman-teman yang ingin membuat buku tahunan, undangan, brosur, dan yang lainnya bisa langsung menghubungi kami. Kami Retina Production membantu siap teman-teman semua, mulai dari desain sampai hasil yang memuaskan sampai di tangan kalian.
Demikian artikel ini kami buat referensi akurat yang telah kami analisa dan ringkas kembali sehingga dapat dibaca serta bermanfaat untuk para pembaca.
Hubungi Retina Production jika membutuhkan jasa/layanan di bidang multimedia.
Retina Production , “Kami Jadikan Momen Anda Abadi Selamanya”
Kontributor : Reza Hanif